Twitter Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Penjualan Pisang Krispi
(Sumber gambar:
https://twitter.com/piskeytembalang/status/1133373628039348231?t=xB3u2tXrpYb7Wcs9cl89gg&s=19)
Di zaman modern seperti sekarang ini, hampir seluruh aspek kehidupan memang sudah bersentuhan dengan internet. Segala sesuatu pun sangat mudah menyebar ke seluruh penjuru hanya dengan melalui gadget yang terhubung dengan jaringan internet. Kemajuan dalam bidang teknologi ini pula membawa pengaruh dalam bidang ekonomi. Pada zaman dahulu, para pengusaha hanya memiliki akses terbatas untuk mempromosikan barang dagangannya. Biasanya mereka hanya bisa menggunakan spanduk, koran, maupun memasang iklan di televisi dengan harga yang mahal. Dengan kreatifitas manusia dalam bidang teknologi, manusia mampu menemukan cara yang lebih praktis dan hemat dalam mempromosikan barang dagangannya. Contohnya, pada zaman sekarang ini proses pengiklanan produk banyak yang dilakukan melalui internet, terutama dengan menggunakan sosial media. Padahal sebelumnya, media sosial ini lebih banyak digunakan hanya untuk mencari hiburan.
Pemilihan sosial media sebagai sarana promosi, dinilai lebih menghemat biaya karena para penggiat usaha bisa mempromosikan barang dagangannya sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang lain. Oleh sebab itu, maka tak heran jika pada zaman sekarang para penggiat usaha lebih memilih internet atau media sosial daripada memasang iklan di koran maupun televisi. Hal ini juga dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan Perikanan Tangkap, dimana dia mengawali bisnisnya dengan mempromosikan produk melalui Twitter. "Menurut saya, memilih sosial media terutama platform Twitter menjadi sarana yang tepat untuk mempromosikan barang dagangan karena kita mudah menjangkau konsumen. Selain itu juga menghemat biaya karena kita mempromosikan sendiri tanpa harus membayar orang lain. Melalui Twitter, saya bisa mempromosikan barang dagangan melalui menfess kampus, maupun tempat cuitan yang disediakan", ujar Ryan, salah satu mahasiswa Undip angkatan 2017 yang memulai usaha berjualan pisang krispi sejak tahun 2019. Ryan mengaku bahwa penjualannya meningkat setelah dia mempromosikan pisang krispi miliknya melalui akun Undip Menfess "Alhamdulillah penjualan pisang meningkat setelah rutin promosi di Twitter, terutama di akun Undip Menfess", ujarnya yang ditemui pada tanggal 29 Mei 2022 kemarin.
Sebagai seorang mahasiswa yang sudah berada di semester akhir dan sibuk menyelesaikan skripsi, Ryan mengaku bahwa dirinya harus sadar diri. Kesadaran diri ini bisa ia mulai dengan berhemat, sehingga dapat menekan pengeluaran "Saya mencari tempat yang simple dan praktis untuk promosi, karena saya sadar bahwa modal saya berjualan hanya terbatas. Karena saya belum mampu untuk membayar biaya iklan yang cukup mahal, jadi saya menggunakan media yang saya punya. Yang penting promosinya sampai kepada calon konsumen", papar Ryan. Melalui Twitter inilah, Ryan bisa memulai dan mengembangkan bisnisnya yang ia rintis mulai dari 0. Ia juga menjelaskan bahwa berkat usahanya, ia bisa membayar tagihan kuliah dan membeli kebutuhan pribadi dengan uangnya sendiri. "Alhamdulillah sejak berjualan pisang, saya bisa membayar UKT dan jajan pakai uang sendiri sehingga meringankan beban orang tua", jelasnya. Meskipun pada tahun 2020 ia sempat menutup bisnisnya dikarenakan pandemi, namun ia bisa memulai kembali bisnisnya dengan kreatifitas baru, dan tentu saja menggunakan teknologi untuk berkembang. Hingga sekarang, ia memiliki 3 counter pisang krispi di kawasan Undip, Ngesrep, dan Banyumanik.
Comments
Post a Comment