Mata Uang Kripto "Terjun Bebas" Ketika Amerika Serikat Rilis Data Inflasi

 


Cryptocurrencies mengalami penurunan semenjak Amerika Serikat merilis data tingkat inflasi yang hingga kini meroket mencapai 8,6 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 1981 yang hanya mencapai 8,3 persen.

Dengan adanya faktor ini penurunan drastis terjadi pada beberapa mata uang kripto, salah satunya bitcoin. Menurut data Investing.com bulan Mei 2022, mulanya pada tanggal (10/06/22) kemarin masih berada di angka $29.216 dan mengalami penurunan drastis pada tanggal (18/06/22) mencapai angka $19.295

Karna adanya inflasi ini aksi jual aset pun tak terhindarkan, termasuk aset crypto dan saham. Karna pasar saham di seluruh pasar asia mengalami kemerosotan yang lebih dari 2% pada awal perdagangan di tanggal 13 Juni 2022

“Data inflasi membantu memicu downward dan sangat mungkin kita melihat penurunan ini berlanjut ke minggu depan terutama dengan pertemuan FOMC yang akan datang,” kata Vijay Ayyar, wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di platform kripto Luno.

Dilansir dari Cryptopotato, adanya peningkatan inflasi telah memicu kekhawatiran para investor atas kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal tersebutlah yang menjadi faktor utama terjadinya penurunan pada pasar kripto.

Kemerosotan harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya menggarisbawahi tingkat kewaspadaan risiko investor, yang semakin waspada terhadap aset berisiko.

 "Altcoin (mata uang kripto alternatif) secara historis berkinerja buruk selama Bitcoin dalam fase bearish," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull, kepada CoinDesk

Comments

Popular posts from this blog

Find your Pen Pal during the Pandemic in a Unique Way through Slowly

Apa yang Terjadi Jika Internet Hilang dari Muka Bumi?