Disrupsi Pendidikan dan Pandemi
Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan situasi yang tidak pernah kita prediksi sebelumnya, yaitu pandemi virus COVID-19. Pandemi ini tentunya memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan kita. Pemerintah pun melakukan berbagai upaya untuk memutus penyebaran virus ini. Untung saja, di era revolusi industri ini perkembangan teknologi semakin canggih, sehingga kita dapat melakukan berbagai kegiatan dengan mudah melalui internet. Tak terkecuali dengan proses belajar-mengajar dalam dunia pendidikan kita.
Di era disrupsi ini, inovasi teknologi dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat lama dengan kebiasaan modern. Yaitu, yang semula dikerjakan secara nyata berganti dikerjakan secara online. Dalam dunia pendidikan, lembaga pendidikan kita mengambil langkah untuk mengganti proses belajar-mengajar yang semula bertatap muka menjadi online. Dalam proses belajar-mengajar ini, guru mengajar melalui platform atau aplikasi yang dapat diunduh melalui internet, dan tentu saja hal tersebut dilakukan secara maya. Selain proses belajar-mengajar secara online, siswa dapat menambah pengetahuan mereka dengan mengakses materi yang diajarkan melalui internet. Mereka juga dapat mengikuti bimbingan belajar online melalui aplikasi belajar online seperti yang sedang trend akhir-akhir ini. Sehingga para siswa diharapkan dapat melanjutkan proses belajar-mengajar dengan mudah melalui jalur alternatif tersebut. Sehingga siswa tidak mengalami ketinggalan pembelajaran yang dikarenakan adanya pandemi ini.
Disrupsi dalam proses belajar-mengajar tersebut tentunya juga memiliki berbagai hambatan. Seringkali kita dengar bahwa kondisi di lapangan tidak seperti yang kita harapkan. Proses belajar secara online scara tidak langsung menuntut kita untuk memiliki alat elektronik berupa gadget. Oleh karena itu, terkadang siswa yang kurang mampu tidak dapat mengikuti kelas karena tidak memiliki gadget. Belajar secara maya juga memiliki permasalahan lain, seperti siswa yang berbuat curang dalam ujian. Selain itu, terkadang guru juga kurang paham mengenai penggunaan platform yang ada dalam internet. Tentu saja hal ini dapat berdampak yang cukup serius dalam pembelajaran. Jika kita telusuri lebih jauh lagi, permasalahan yang ada dalam pendidikan kita tak hanya sampai disitu saja. Di daerah pelosok-pelosok desa atau pedalaman banyak siswa maupun pengajar yang tidak memiliki akses untuk proses belajar-mengajar. Karena itulah, tak jarang guru-guru mendatangi rumah siswa satu persatu agar dapat melakukan pembelajaran. Selain itu, masalah signal juga dapat menjadi penghambat pembelajaran. Tak hanya dalam dunia sekolah saja, dalam perkuliahan pun hampir memiliki permasalahan yang sama.
Berkaca dari kondisi-kondisi tersebut, ternyata proses belajar-mengajar secara online yang diterapkan kurang kondusif. Sehingga, dapat dikatakan bahwa alternatif tersebut tak selamanya menjadi pilihan yang tepat untuk saat ini. Pandemi yang kita hadapi ini telah membuat kita menghadapi krisis-krisis yang sebelumnya belum pernah membuat disrupsi pada dunia pendidikan kita. Akibatnya, pembelajaran yang dilakukan secara online kurang berjalan dengan maksimal. Sehingga, pemerataan pendidikan terhadap seluruh siswa tidak berjalan dengan maksimal pula. Ketidakseimbangan inilah yang menjadi tantangan bagi kita untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam pendidikan untuk menghadapi situasi pandemi di era disrupsi ini. Kita dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menyesuaikan, menguasai, dan mengembangkan teknologi-teknologi yang ada agar pendidikan di negara kita tidak tertinggal karena adanya wabah pandemi ini.
Comments
Post a Comment